Kanker kolorektal (juga disebut kanker usus besar) adalah kanker paling umum yang menyerang pria Singapura dan paling umum kedua pada wanita. Kanker ini terutama didiagnosis pada pria berusia 50-an tetapi ditemukan juga kasus pada pria yang berusia lebih muda. Kanker kolorektal dapat dicegah atau diobati secara tuntas jika ditemukan sejak dini.
Pada kebanyakan orang, kanker kolorektal berkembang perlahan selama bertahun-tahun. Kanker ini biasanya berawal sebagai polip jinak atau non-kanker di lapisan dalam usus besar atau rektum. Polip dapat berkembang menjadi kanker seiring waktu, tetapi tidak semua polip berubah menjadi kanker.
Faktor risiko
Kita tidak mengetahui penyebab pasti kanker kolorektal. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko Anda, seperti:
- Riwayat keluarga kanker kolorektal (risikonya lebih tinggi jika anggota keluarga Anda didiagnosis menderita kanker kolorektal sebelum usia 45 tahun)
- Berusia di atas 50 tahun
- Riwayat polip sebelumnya
- Riwayat kolitis ulserativa atau penyakit Crohn
- Merokok (yang terbukti meningkatkan pembentukan polip)
- Diet tinggi lemak, daging merah, dan rendah buah dan sayuran
Tanda dan gejala
Sebagian besar kasus kanker kolorektal stadium awal hampir tidak memiliki gejala apa pun, sehingga sulit untuk dideteksi tanpa pemeriksaan rutin.
Pada stadium-stadium selanjutnya, gejala umum meliputi:
- Perubahan kebiasaan buang air besar atau tekstur dan bentuk tinja
- Adanya darah di tinja
- Ketidaknyamanan perut yang terus-menerus atau ada benjolan di perut
- Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan
- Anemia yang tidak bisa dijelaskan
Bagaimana cara melakukan deteksi dini?
Tingkat kelangsungan hidup penyintas kanker kolorektal bisa mencapai 90% jika ditemukan pada stadium awal. Deteksi dini adalah perlindungan terbaik terhadap kanker kolorektal.
Beberapa metode skrining adalah:
Tes imunologi feses (Faecal Immunological Test / FIT) atau tes darah samar feses (Faecal Occult Blood Test / FOBT)
- Merupakan tes sederhana di mana sampel feses dikumpulkan, yang kemudian dikirim ke lab untuk mendeteksi adanya darah di tinja yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
- Jika hasilnya positif, diperlukan kolonoskopi
Kolonoskopi
- Merupakan ‘baku emas’ untuk skrining kanker kolorektal
- Kolonoskopi mendeteksi lesi prakanker (seperti polip) serta tumor dan lesi kanker.
- Pemeriksaan ini disarankan untuk pria dan wanita yang memiliki risiko kanker kolorektal tingkat menengah, tidak menunjukkan gejala, dan berusia 50 tahun ke atas
- Kolonoskopi dapat dilakukan lebih awal untuk siapa saja yang memiliki gejala atau risiko yang lebih tinggi
Sebagaimana halnya dengan penyakit lainnya, pedoman umum pelaksanaan skrining mungkin berbeda untuk tiap individu berdasarkan kondisi medis dan faktor risiko masing-masing. Anda perlu membicarakan hal ini dengan dokter Anda untuk memastikan bahwa tes dan skrining yang dikerjakan memang sesuai untuk Anda.